IPOL.ID – Seruan kebangsaan yang meminta agar pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dapat dijalankan dengan jujur dan adil terus disuarakan di berbagai perguruan tinggi atau universitas.
Ironisnya, dalam menyuarakan aspirasinya itu, tak sedikit civitas akademika yang mendapatkan perlakuan intimidasi dari oknum pihak-pihak tertentu.
Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Justice Watch (IJW), Akbar Hidayatullah meminta agar perlakuan intimidasi terhadap kaum intelektual segera diusut.
“Ya terhadap peristiwa ini harus dibuktikan ya tentang siapa, kapan dan bentuk intimidasi tersebut. Jangan hanya sekadar rumor, atau merupakan bagian dari skenario politik pihak tertentu,” ujar Akbar saat berbincang dengan ipol.id, Kamis (8/2/2024).
“Kalau ini hanya skenario pihak politik tertentu, tentunya akan memperkeruh suasana dan justru mengganggu pemilu damai,” sambung dia.
Diakuinya kebebasan berpendapat itu adalah hak yang dijamin oleh konstitusi. Oleh karena itu, Akbar mendukung agar publik aktif mengawasi penyelenggaraan pemilu.
“Publik juga harus aktif mengawal pemilu damai ini. Sehingga pemilu yang jujur dan adil itu bisa terwujud,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo mengakui ada intimidasi yang diterima civitas academica UI.
Hal itu menyusul sikap mereka yang menyuarakan pesan kebangsaan untuk pemerintah. Dalam hal ini mendorong terciptanya penyelenggaraan pemilu yang adil dan baik.(Yudha Krastawan)