IPOL.ID – Warga keturunan Tionghoa di Jalan Haji Soleh, RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang menjadi mualaf turut merayakan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. Toleransi umat beragama pun cukup kental terlihat di lokasi.
Terpantau ipol.id, menjelang Imlek tahun ini, para keturunan Tionghoa yang beragama Islam memasang ratusan lampion atau lentera terbuat dari kertas berwarna merah dan kuning dengan penerangan lilin di Jalan H Soleh serta sekitar Masjid Tjiang Kang Ho.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjiang Kang Ho, Muhamad Wildan Hakiki mengatakan, pemasangan lampion dilakukan sebagai dan untuk menjaga budaya menghormati leluhur mereka.
“Tjiang Kang Ho sendiri kan mualaf dari keturunan Tionghoa. Kita sebagai generasi ketiga tidak ingin melupakan asal usul dari mana, walaupun kita sudah berbeda agama,” tutur Wildan seraya menunjukkan lampion di lokasi, Rabu (7/2).
Sejak satu pekan terakhir mereka memasang sekitar 100 lampion di sekitar Masjid Tjiang Kang Ho di Jalan H Soleh hingga akses Jalan Tipar untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Bukan tanpa sebab, mayoritas warga di RT 02/RW 07 Pekayon merupakan keturunan Tionghoa yang sudah lama bermukim di Jakarta dan tinggal berdampingan dengan masyarakat Betawi.
Masjid Tjiang Kang Ho yang kini sedang dalam tahap pengerjaan pun dibangun dengan memadukan arsitektur agama Islam, budaya Tionghoa dan Betawi sebagai wujud harmonisasi.
“Sebagaimana kita tahu sebenarnya Imlek bukan hari keagamaan. Imlek itu sebenarnya tahun baru, kalau di kita kan Desember. Lampion ini enggak ada arti (agama), simbol saja, seni,” ujarnya.
Wildan menjelaskan, pemasangan lampion yang diinisiasi DKM Tjiang Kang Ho disambut baik para etnis Tionghoa yang bermukim di lingkungan RT 02/RW 07 Kelurahan Pekayon.
Sejak awal pemasangan para etnis Tionghoa di sekitar Masjid Tjiang Kang Ho juga turut membantu pemasangan ratusan lampion dengan menyiapkan bambu untuk penopang lampion.
“Ikut membantu mencari bambu, mengecat. Malah ada yang minta dipanjangin (pasang lampion) terus sampai ujung jalan (Tipar). Mereka senang, kelihatannya juga indah,” katanya.
Ada juga warga yang sedang melintas di Jalan Raya Tipar sengaja berswafoto atau mengabadikan momen pemasangan lampion di sekitar Masjid Tjiang Kang Ho.
Hingga Rabu (7/2) pemasangan lampion dilakukan DKM Tjiang Kang Ho sudah mencapai tahap sekitar 90 persen, sehingga diharapkan dalam waktu dekat seluruh lampion dapat terpasang.
Pemasangan lampion dilakukan DKM Tjiang Kang Ho ini sendiri bukan yang pertama, pada Tahun Baru Imlek Tahun 2023 lalu pun mereka memasang lampion di sekitar area masjid hingga jalan.
“Memang visi misi masjid kita karena ingin bertoleransi dengan lingkungan sekitar. Masjid ini dibangun di area penduduk yang masih banyak non muslim, masih banyak warga keturunan Tionghoa,” ungkap Wildan.
Bagi etnis Tionghoa yang menjadi mualaf, Tahun Baru Imlek juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dengan umat beragama lain di sekitar Masjid Tjiang Kang Ho.
DKM Tjiang Kang Ho berharap toleransi antar umat beragama di lingkungan RW 07 Kelurahan Pekayon dapat terus terjaga, masing-masing umat beragama dapat beribadah dengan nyaman.
“Saat Imlek kita ada kajian rutin jemaah kita (Masjid Tjiang Kang Ho). Enggak ada perayaan khusus. Paling sowan ke rumah saudara-saudara. Bagaimanapun mereka saudara,” tukas dia. (Joesvicar Iqbal)