IPOL.ID – Jumlah korban tewas akibat kelaparan di Jalur Gaza meningkat menjadi 20 orang di tengah-tengah blokade Israel yang melumpuhkan, kata Kementerian Kesehatan, Rabu (6/3).
“Kelaparan di Gaza utara telah mencapai tingkat yang fatal, terutama bagi anak-anak, wanita hamil dan pasien dengan penyakit kronis,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra dalam sebuah pernyataan dilansir Anadolu.
Dia mengatakan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dan seorang pria berusia 72 tahun meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara pada hari Rabu.
“Ribuan orang berisiko meninggal karena kelaparan,” Al-Qudra memperingatkan, dan menyerukan akses segera ke bantuan kemanusiaan dan medis ke daerah kantong Palestina tersebut.
Juru bicara tersebut menuduh tentara Israel sengaja melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap ribuan orang yang kelaparan di Gaza utara.
Dia mengimbau PBB untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk mencegah bencana kemanusiaan dan kesehatan di Gaza utara.
Israel telah melancarkan serangan militer yang mematikan, yang kini memasuki hari ke-152, di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 30.700 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 72.000 lainnya terluka di tengah-tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, sehingga penduduknya, terutama penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah mendorong 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (far)