IPOL.ID – Kasus pencabulan oknum petugas Damkar Jakarta Timur berdampak pada psikologis korban. S, 5, anak perempuan korban pencabulan ayahnya berinisial, SN alias TD masih dirundung trauma.
Sejak kasus pencabulan dialami S pada rumah TD di kawasan Cipayung terungkap pada 4 Februari 2024 lalu, hingga kini kondisi psikis korban belum pulih sepenuhnya.
Beda dengan kondisi anak-anak seusia yang umumnya ceria dan dapat bermain dengan riang. S kini justru murung dan cenderung tidak banyak berkomunikasi dengan orang lain.
“Kadang-kadang suka murung. Kemarin saya saja pas proses penyidikan di Polda dia (S) enggak mau ditanya-tanya,” ujar ibu S, PA (27) saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (22/3).
Perubahan psikis S menjadi pemurung ini sudah tampak sejak awal Februari 2024, atau ketika PA melaporkan kasus ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Bahkan saat awal kejadian S selalu ketakutan bila berada dekat laki-laki, termasuk dengan sang kakek yang merupakan orang terdekat di lingkungan tempat tinggal.
Di lingkungan keluarga besar S hanya mau berada dekat dan berkomunikasi dengan adik laki-laki dari sang ibu, sementara bila bersama kerabat laki-laki lainnya dia selalu ketakutan.
“Bapak saya sempat video call sama S. Diajakin S ayo kita jalan-jalan, S mau beli apa. Bapak saya bilang begitu kan biar S ceria lagi. S bilang enggak mau, maunya sama mamah aja,” kata PA.
Sejak awal kejadian PA dan pihak keluarga memang mendapatkan informasi dari RS Polri Kramat Jati bahwa S harus menjalani serangkaian pendampingan psikologis untuk pemulihan trauma.
Pihak keluarga terus berupaya memberi dukungan moril terhadap S hingga akhirnya kini korban berangsur dapat berkomunikasi dengan laki-laki di lingkungan terdekat.
Namun intensitas komunikasi S dengan orang-orang di lingkungan terdekat belum pulih total, beda dengan sebelumnya di mana korban kerap bermain ke rumah kerabat terdekat secara intens.
“Biasanya anak saya mau datang ke rumah kakeknya sendirian, menemui omnya juga. Sekarang enggak mau, cuman kayak menyapa doang. Seperti halo kakek, enggak mau main ke rumahnya,” tutup PA. (Joesvicar Iqbal)