Dijelaskan pula bahwa saat ini plasma nutfah in situ sangat beragam di lapangan, tetapi koleksi ex situ masih terbatas. Riset varietas unggul masih sebatas observasi unggul lokal atau diistilahkan dengan pemutihan. Perakitan varietas unggul melalui seleksi dan hibridisasi pun masih sangat terbatas untuk palma-palma di atas, kecuali sawit.
“Tanaman palma lain ini membutuhkan perhatian serta kebijakan riset agar pengembangan ke depannya akan lebih baik lagi, karena sebagai sumber pangan dan energi, terutama bagi masyarakat di perdesaan dan daerah miskin,” sambung Hengky.
Kemudian pemateri selanjutnya yaitu Ismail Maskromo, Peneliti Ahli Madya, PR Tbun BRIN, memberikan penjelasan pula mengenai hasil riset pemuliaan kelapa sampai dengan 2023. “Inovasi varietas unggulnya sudah mencapai 53 varietas, terdiri atas 4 varietas kelapa Genjah Unggul Nasional, 6 varietas kelapa Genjah Unggul Lokal, 11 varietas kelapa Dalam Unggul Nasional, 22 varietas kelapa dalam unggul lokal, dan 10 varietas kelapa hibrida (G x D dan D x D),” pungkasnya. (tim)