Eliyahu juga mengatakan larangan untuk menghadiri rapat kabinet yang diadakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Seruan Eliyahu untuk menghapuskan bulan Ramadan menambah daftar pernyataan yang memicu ketegangan, terutama di tengah kondisi yang sudah memanas di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Bulan Ramadan dianggap sebagai waktu yang sangat penting bagi umat Islam, diisi dengan ibadah dan refleksi spiritual.
Komentar Eliyahu telah menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari komunitas internasional, yang menganggapnya sebagai provokasi dan tidak membantu upaya perdamaian di kawasan.
Dari pernyataan tersebut, memunculkan spekulasi bahwa seruan Eliyahu terkait penghapusan Ramadhan ini diduga lantaran pihaknya merasa khawatir akan apa yang terjadi kedepannya.
Terutama setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan pembatasan bagi Muslim yang ingin berkunjung ke Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Langkah tersebut ditegaskan sebagai tindakan keamanan, namun justru memunculkan kekhawatiran akan potensi terjadinya bentrokan di tempat suci tersebut.