IPOL.ID – Kasus pembunuhan berencana terhadap Indriana Dewi Eka Saputri, 24, korban yang jasadnya dibuang di Kota Banjar, Jawa Barat, terkuak. Dukacita merundung keluarga korban.
Setelah sebelumnya tak ada yang menyangka perempuan warga RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur itu menjadi korban pembunuhan diduga dilandasi motif cinta segitiga.
Korban Indriana dibunuh secara keji oleh kekasihnya, Didot Alfiansyah. Devara Putri Prananda merupakan kekasih Didot sekaligus dalang aksi, dan pembunuh bayaran, berinisial MR.
Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto mengatakan, kepergian korban membawanya duka cita mendalam bagi keluarga karena Indriana merupakan anak yang berbakti kepada orangtua.
Semasa hidup, anak kedua dari dua bersaudara itu selalu berupaya membahagiakan orangtuanya Mohamad Roi yang bekerja sebagai tukang ojek dan Endang Tatik, Ibu rumah tangga.
“Almarhumah sosok yang baik. Pekerja keras, dia sayang sama orangtuanya. Dia pergi kerja selalu untuk menafkahi keluarganya,” kata Eko di Jatinegara, Senin (4/3).
Indriana menyisihkan uang gajinya sebagai marketing demi bisa membelikan sebuah rumah untuk kedua orangtuanya agar tidak terus tinggal pada unit kontrakan kini dihuni.
Sejak kecil Indriana tinggal bersama kedua orangtuanya di kontrakan sederhana berukuran sekitar 4×2 meter di sudut gang yang aksesnya hanya muat untuk dilintasi satu sepeda motor.
Agar bisa membahagiakan kedua orangtuanya, selama bekerja sebagai marketing Indriana bahkan selalu menyisihkan uang gajinya untuk tabungan membeli hunian lebih baik.
“Pimpinan kantor yang datang ke sini (rumah duka) cerita, dia punya tabungan untuk beliin rumah buat Ibunya. Saya pikir ya Allah sampai segitunya seorang anak berbakti untuk orangtua,” tutur Eko.
Merujuk keterangan pimpinan perusahaan, Eko menjelaskan bahwa uang tabungan Indriana yang hendak digunakan untuk membelikan rumah bagi orangtuanya sudah terkumpul sekitar Rp40 juta.
Sayangnya sebelum mewujudkan impian membahagiakan orangtuanya Indriana telah pergi selamanya dibunuh ketiga pelaku di Bukit Pelangi, Bogor, lalu jasadnya dibuang ke aliran sungai di Kota Banjar untuk menghilangkan jejak.
“Anaknya enggak neko-neko (hidupnya). Pergaulan di lingkungan sini baik, interaksinya enggak ada masalah. Makanya orangtua sedih banget pas dapat kabar duka dari polisi,” ungkapnya.
Kini jenazah Indriana yang teridentifikasi berdasar pencocokan data sidik jari medis dan pakaian dikenakan sudah dimakamkan di kampung halaman Ibunda di Semarang, Jawa Tengah. (Joesvicar Iqbal)