IPOL.ID – Dalam kasus pembunuhan berencana, keluarga Indriana Dewi Eka Saputri, 24, sempat mendapatkan paket misterius sebelum mendapatkan kabar duka pembunuhan dari Ditreskrimum Polda Jawa Barat.
Paket tersebut diterima pihak keluarga pada Senin (26/2) malam atau sebelum mendapatkan informasi kasus pembunuhan dari pihak Polda Jawa Barat pada Selasa (27/2).
Pada Senin malam orangtua korban, Mohamad Roi dan Endang Tatik mendapat kiriman makanan sate yang diantar ke unit kontrakan, RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Paket makanan diantar driver Ojol dikirim atas nama Indriana yang dibunuh kekasihnya, Didot Alfiansyah, pacar Didot, Devara Putri Prananda, dan pembunuh bayaran berinisial MR.
“Dikiriman makan, sate oleh seorang perempuan (driver Ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa jam 07.00 WIB,” ungkap Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto, Senin (4/3).
Beberapa saat paket makanan diterima, Ibu korban mendapat pesan WhatsApp yang dikirim menggunakan nomor handphone Indriana berisikan permintaan agar segera menyantap hidangan.
Diduga saat itu komplotan pelaku yang mengirimkan makanan dan pesan WhatsApp karena berdasar hasil penyidikan Polda Jawa Barat, Indriana dibunuh pada Selasa (20/2).
Meski dibunuh pada 20 Februari 2024, berdasar keterangan pihak keluarga sejak meninggalkan rumah dengan alasan berlibur ke puncak Bogor, Jawa Barat, Indriana masih merespon pesan WhatsApp orangtuanya.
Hanya saja pihak keluarga merasa janggal karena handphone Indriana kerap dalam keadaan non aktif, dan ketika ditelepon selalu tidak menjawab atau hanya merespon lewat chat WhatsApp.
“Pas kiriman sate ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya ‘enak enggak bu? Coba dimakan’. Tapi karena waktu itu sudah malam satenya enggak dimakan,” kata Eko.
Namun sate itu tidak disantap kedua orangtua Indriana hingga Selasa (27/2) saat sejumlah anggota Ditreskrimum Polda Jawa Barat datang ke unit kontrakan menyampaikan kabar duka.
Personel Ditreskrimum Polda Jawa Barat menyampaikan temuan jenazah perempuan terbungkus selimut di Kota Banjar yang dari hasil pencocokan sidik jari teridentifikasi sebagai Indriana.
Saat proses dimintai keterangan awal di unit kontrakan itulah kedua orangtua Indriana menceritakan adanya kiriman paket makanan sate yang dikirim atas nama Indriana.
“Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga. Apa ada racun atau bagaimana saya enggak tahu. Karena secara logika Indriana sudah meninggal,” ungkap Eko.
Pada Selasa (27/2) pula Mohamad Roi, Endang Tatik, dan kakak laki-laki Indriana diminta Polda Jawa Barat untuk datang memastikan jenazah Indriana yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjar.
Di RSUD Banjar, pihak keluarga membenarkan bahwa pakaian dikenakan korban merupakan pakaian yang sama saat Indriana meninggalkan rumah bersama pacarnya, Didot Alfiansyah.
“Sebelumnya almarhumah pamit izin ke Puncak. Orangtua tidak menyangka karena setiap dikirim (pesan) WhatsApp selalu membalas. Tapi curiganya karena ditelpon selalu di-reject,” tukas Eko. (Joesvicar Iqbal)