IPOL.ID – Prajurit Rusia akan melenyapkan semua tentara Prancis yang datang ke Ukraina. Hal ini ditegaskan Wakil Ketua Duma Negara Bagian Pyotr Tolstoy.
“Kami akan membunuh semua tentara Prancis yang datang ke wilayah Ukraina. Semuanya,” katanya kepada saluran BFMTV, mengutip Kamis (21/3/2024).
Politisi tersebut juga menyatakan bahwa 147 dari 367 tentara bayaran Prancis yang tiba di Ukraina lebih awal telah dieliminasi.
Selain itu, Tolstoy menegaskan, Rusia “tidak peduli” dengan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan perkataannya tentang penolakan garis merah dalam pemberian bantuan ke Kiev.
Pada 19 Maret, Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin mengatakan, Prancis telah mempersiapkan kontingen militer untuk dikirim ke Ukraina, yang awalnya berjumlah sekitar 2.000 tentara.
Setelah itu, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis membuat pernyataan di jejaring sosial X bahwa apa yang disampaikan Naryshkin tidak sesuai dengan kenyataan.
Kepala intelijen Rusia menekankan Prancis secara tidak resmi mengakui kematian prajuritnya sendiri. Tentara Prancis belum pernah mengalami kerugian sebesar itu sejak Perang Aljazair tahun 1954-1962.
Istana Elysee, seperti dicatat Naryshkin, juga percaya bahwa jumlah orang Prancis yang tewas telah melampaui ambang batas yang signifikan secara psikologis, dan kini muncul pertanyaan tentang bagaimana cara menguburkan orang mati dan merawat yang terluka secara rahasia agar tidak menimbulkan kemarahan publik.
Pada akhir Februari, setelah konferensi di Paris yang ditujukan untuk Ukraina, Macron tidak secara eksplisit mengesampingkan kemungkinan pengiriman pasukan darat dari negara-negara Barat ke zona operasi militer khusus. Macron juga mengatakan bahwa negara-negara Barat “berniat melakukan apa pun yang diperlukan” untuk mencegah Rusia mengambil alih konflik ini. (ahmad)