Diperkirakan 900 peserta dari berbagai unsur pemuda, termasuk santri pondok pesantren, organisasi pemuda, dan mahasiswa, akan turut serta. Untuk memastikan akses bagi peserta dari berbagai wilayah, acara akan disiarkan secara daring melalui platform media sosial Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda.
Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., Rektor UIN Walisongo Semarang, menegaskan, “Santri harus melek politik agar mampu meminimalisir pengaruh sepihak dan memperjuangkan kepentingan umat secara lebih efektif.” Dia juga menyoroti peran Islam dalam politik, “Islam memiliki corak politiknya sendiri, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun bangsa.”
Penyelenggaraan kegiatan ini melibatkan Asisten Deputi Wawasan Pemuda bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum, Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, Pesantren, Universitas, serta berbagai stakeholder lain yang mendukung pemberdayaan pemuda.
Edi Nurinda, Asisten Deputi Wawasan Pemuda, berharap, “Program ini tidak hanya memberikan pencerahan kepada generasi muda, tetapi juga menghasilkan kontribusi yang nyata dalam pembangunan bangsa.” Dengan demikian, Program “Muda Memilih: Santri Ngaji Politik” menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, di mana pemuda diharapkan menjadi pionir pembangunan melalui partisipasi aktif dan pemahaman yang mendalam tentang politik dan kenegaraan. (bam)