IPOL.ID – Sekelompok ilmuwan menemukan spesies baru anakonda raksasa dalam perjalanan ke hutan hujan atau hutan tropis Amazon. Mereka mengatakan spesies ular tersebut mungkin yang terbesar yang pernah ada di dunia.
Tim ilmuwan dari Universitas Queensland menemukan ular itu sewaktu membantu persiapan syuting serial baru dokumentasi perjalanan National Geographic, “Pole to Pole with Will Smith in Ecuador”.
Menurut rilis dari perguruan tinggi Australia itu, spesies baru anakonda tersebut ditemukan di wilayah Baihuaeri Waorani, Bameno, Ekuador, tepatnya di bentangan Hutan Amazon di negara Amerika Selatan itu. Tim ilmuwan sepakat menyebut anakonda hijau utara itu dengan nama latin Eunectes akayima.
Profesor Bryan Fry dari Universitas Queensland, yang memimpin ekspedisi ilmiah National Geographic, menyampaikan dalam rilisnya bahwa sekelompok pemburu asli Waorani mengundang timnya dalam ekspedisi yang mengarah pada temuan tersebut.
“Ular itu adalah ular yang sangat besar. Agak sulit untuk mengukur panjangnya, tapi pastinya lebih dari enam meter. Saya pikir untuk menyebutnya delapan meter mungkin sedikit berlebihan tapi ini jelas merupakan salah satu anakonda terbesar yang pernah terekam video,” jelasnya, dilansir VOA Indonesia, Sabtu (2/3)
Temuan Universitas Queensland ini sebetulnya bagian dari penelitian yang lebih luas yang dilakukan oleh Fry dan Profesor Belanda Freek J. Vonk mengenai dampak tumpahan minyak di Taman Nasional Yasuni, yang berada dalam kawasan Amazon di Ekuador. Dalam penelitian besar itu, mereka mengumpulkan berbagai spesies anakonda di sembilan negara di mana hutan Amazon terbentang.
Tadinya para ilmuwan meyakini bahwa hanya ada satu spesies anakonda hijau di alam liar saat ini, yaitu Eunectes murinus. Namun, temuan baru ini membuktikan bahwa ada anakonda hijau yang lain yang spesiesnya berbeda, yakni Eunectes akiyama. Kedua spesies itu sepintas mirip satu sama lain, namun sesungguhnya memiliki perbedaan genetik sebesar 5,5 persen.
“Kedua spesies tersebut berpisah satu sama lain hampir 10 juta tahun lalu, yang tentu saja merupakan periode waktu yang sangat lama bagi mereka. Namun yang paling menakjubkan adalah, meskipun ada perbedaan genetik, dan meskipun telah terpisah cukup lama, kedua hewan tersebut benar-benar identik,” imbuhnya.
Fry menjelaskan, populasi anakonda di Amazon menurun sehubungan perubahan pola curah hujan dalam beberapa bulan terakhir. Kekeringan yang melanda Amazon membuat hewan raksasa ini sulit bertahan hidup. Menurut Fry, semakin besar ukuran hewan, semakin besar kebutuhannya akan air. (VOA Indonesia/far)