Temuan Universitas Queensland ini sebetulnya bagian dari penelitian yang lebih luas yang dilakukan oleh Fry dan Profesor Belanda Freek J. Vonk mengenai dampak tumpahan minyak di Taman Nasional Yasuni, yang berada dalam kawasan Amazon di Ekuador. Dalam penelitian besar itu, mereka mengumpulkan berbagai spesies anakonda di sembilan negara di mana hutan Amazon terbentang.
Tadinya para ilmuwan meyakini bahwa hanya ada satu spesies anakonda hijau di alam liar saat ini, yaitu Eunectes murinus. Namun, temuan baru ini membuktikan bahwa ada anakonda hijau yang lain yang spesiesnya berbeda, yakni Eunectes akiyama. Kedua spesies itu sepintas mirip satu sama lain, namun sesungguhnya memiliki perbedaan genetik sebesar 5,5 persen.
“Kedua spesies tersebut berpisah satu sama lain hampir 10 juta tahun lalu, yang tentu saja merupakan periode waktu yang sangat lama bagi mereka. Namun yang paling menakjubkan adalah, meskipun ada perbedaan genetik, dan meskipun telah terpisah cukup lama, kedua hewan tersebut benar-benar identik,” imbuhnya.