“Di tengah situasi dan gejolak ini, Indonesia masih sangat resilien. Growth-nya tetap steady di sekitar 5 (persen). Meskipun kita juga melihat ada tekanan-tekanan yang terjadi,” ujar Menteri Keuangan, mengutip Rabu (20/3/2024).
“Jadi kalau kita lihat komposisi baik supply demand dan kita lihat overall growth ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022-2023 dan kita harapkan sampai kuartal I 2024 itu masih stabil di 5%. Ini adalah capaian yang luar biasa karena environment globalnya tadi saya sampaikan sangat tidak mudah,” lanjutnya.
Terkait kinerja APBN sampai dengan 15 Maret 2024, Menkeu memaparkan Pendapatan Negara mencapai Rp493,2 triliun (17,6% dari target) dan Belanja Negara sebesar Rp470,3 triliun (14,1% dari pagu). Dengan demikian, surplus APBN mencapai Rp22,8 triliun atau 0,10% terhadap PDB. Sementara itu, Keseimbangan Primer juga mencatatkan surplus hingga Rp132,1 triliun.
“Kinerja APBN cukup baik, pendapatan negara mengalami kontraksi tapi dari baseline yang cukup tinggi selama dua tahun berturut-turut namun kita tetap mewaspadai dari volatilitas harga komoditas dan juga kecepatan restitusi pajak yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha,” jelas sang Bendahara Negara.