Ani pun telah menginstruksikan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta untuk dapat melakukan deteksi dini dan tata laksana kasus DBD sesuai standar, serta menyiapkan ketersediaan ruang rawat dan logistik untuk perawatan pasien. “Seluruh fasilitas kesehatan di Jakarta siap melayani masyarakat jika tertular DBD,” ucapnya.
Adapun program Pengendalian Vektor DBD dilaksanakan dengan:
- Melakukan peningkatan PSN 3M Plus.
- Meningkatkan pemantauan jentik oleh juru pemantau jentik (jumantik) dengan menambahkan frekuensi pemantauan menjadi dua kali dalam seminggu.
- Peningkatan peran jumantik cilik/jumantik sekolah dalam kegiatan PSN, baik di sekolah maupun tempat tinggalnya.
- Pemutusan mata rantai penularan dengan fogging yang fokus pada kasus DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
- Peningkatan kerja sama lintas sektoral, khususnya pengelola gedung pada tujuh tatanan (permukiman, perkantoran, institusi pendidikan, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan fasilitas olahraga).
“Kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan melaksanakan PSN 3M Plus di tempat tinggal masing-masing minimal seminggu sekali. Beberapa hal yang juga bisa dilakukan, yaitu menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk (lavender, sereh, jeruk nipis dan lainnya), mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang cukup dalam ruangan, menghindari kebiasaan menggantung pakaian, serta memakai lotion antinyamuk yang dapat mencegah gigitan nyamuk,” ajaknya. (ahmad)