IPOL.ID – Presiden terpilih Prabowo Subianto menghadiri acara halal bihalal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (28/4). Dalam kesempamtan itu, Prabowo mengenang kebersamaan dirinya dengan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Prabowo menuturkan dirinya pernah menjadi tukang pijat Gus Dur dan masuk ke dalam kamar tidur Gus Dur. Baginya itu merupakan sebuah kehormatan besar.
“Saya punya kehormatan dulu, saya adalah tukang pijatnya Gus Dur. Benar nggak Gus Ipul (Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf), saksi kan?” terangnya, dilansir NU Online.
“Kehormatan bagi saya, boleh masuk kamar tidurnya Gus Dur, dari Mayor sampai Jenderal, terima kasih Nahdlatul Ulama, bersama-sama kita bangun bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu,Prabowo juga mengaku kagum melihat kepemimpinan Nahdlatul Ulama saat ini, yang konsepsionalnya jauh ke depan.
Ia menyebut bahwa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf layak menjadi murid Gus Dur, mengingat pemikirannya yang visioner, sama halnya seperti Gus Dur yang juga maju dan progresif.
“Saya sangat kagum melihat kepemimpinan NU sekarang, konsepsional jauh ke depan, beliau (Gus Yahya) memang pantas menjadi muridnya Gus Dur, karena pemikirannya jauh ke depan. Gus Dur juga kepemimpinannya jauh ke depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengungkapkan optimisme dalam menghadapi situasi yang tidak mudah, dengan dunia yang dipenuhi oleh ketidakpastian.
Namun, ia meyakini bahwa jika Indonesia bersatu dan pemimpin-pemimpinnya bersatu dalam kerja sama, maka akan dapat menghadapi tantangan dan membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Dia juga mengatakan rasa terima kasih atas kehormatan besar yang diberikan kepadanya untuk hadir di acara Halal bihalal PBNU dan diakui sebagai keluarga Nahdlatul Ulama.
“Memang saya merasa dekat dengan NU dari sejak muda, karena kalau orang bertanya kenapa seorang prajurit atau seorang tentara itu dekat sama kiai? Sebenarnya itu sangat-sangat sederhana, karena seorang prajurit itu dari muda sering dikirim ke daerah berbahaya menghadapi maut,” terangnya.
Prabowo menambahkan bahwa kiai adalah orang yang dicari ketika seseorang menghadapi kematian.
Mantan Danjen Kopassus itu menambahkan bahwa tidak perlu heran mengapa ia dekat dengan NU, karena kebetulan banyak kiai di sekitar tempatnya bertugas di Jawa Barat yang berasal dari NU.
“Jadi di situ secara alamiah dan ini saya kira berlaku Pak Kapolri, Pak Panglima TNI kita ini profesinya selalu menghadapi bahaya, maka tidak aneh polisi dan tentara itu yang dicari selalu kiai,” pungkasnya. (far)