“Harga beras aja sampai sekarang belum turun, harga cabai masih tinggi, ini bawang malah naik,” sesalnya.
Senada dengan Zidan, Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengungkapkan, kenaikan harga bawang merah mengakibatkan modal usaha pedagang membengkak.
“Naiknya harga bawang meningkatkan biaya produksi makanan yang dijual. Bawang sering digunakan sebagai bumbu dasar dalam banyak masakan,” ungkap Mukroni, Kamis.
Kenaikan harga bawang merah yang membebani modal usaha ini memberatkan karena para pedagang tidak lantas dapat menaikkan harga menu dijajakan kepada pelanggan.
Para pedagang Warteg khawatir jika menaikkan harga menu maka mereka berisiko kehilangan pelanggan, mengingat Warteg identik dengan pembeli dari ekonomi menengah ke bawah.
Mereka terpaksa bertahan menghadapi kenaikan harga bawang merah yang terjadi meski modal membeli bahan pokok dikeluarkan membengkak, dan keuntungan dari usaha berkurang.
“Jika pedagang Warteg tidak menaikkan harga jual makanannya untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi, mereka mungkin akan mengalami penurunan margin keuntungan,” katanya.