“Siapa penyedianya mungkin Bapak dan Ibu sekalian sudah tahu, itu jadi informasi publik di sidang KIP kemarin,” ujarnya.
Sebelumnya, Sirekap menjadi salah satu sorotan dalam Pilpres 2024. Banyak masalah ditemukan dalam sistem itu, mulai dari perubahan suara secara signifikan hingga data yang tak kunjung dimutakhirkan.
Salah satu hal yang terungkap dalam sidang adalah kerja sama KPU dengan Ali Baba. Kerja sama itu menimbulkan spekulasi publik soal keberadaan server Sirekap.
“Karena jika data-data penting terkait KPU tersebut disimpan pada server milik pihak asing, mereka sebetulnya akan bisa dengan leluasa melakukan apapun terhadap sistem yang ada, baik membaca, merubah bahkan merusak data yang ada di dalamnya,” kata Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, saat dihubungi, Jumat (15/3).
Yudistira juga mengklaim Sirekap telah diaudit dua kali. Hal itu ia sampaikan menjawab kuasa hukum Anies-Muhaimin, Bambang Widjojanto (BW) menanyakan desain Sirekap.
“Saksi apakah sebagai desainer, apakah anda meyakini desain yang anda bikin itu sama sekali gak punya cacat dan audit itu menjadi sangat penting, untuk mengkonfirmasi dan memvalidasi apakah ada cacat yang dibangun dalam sistem itu?” tanya BW.