IPOL.ID – Jajaran Komisi IV DPR yang dipimpin Budhy Setyawan dan Budisatrio Djiwandono sejatinya melakukan kunjungan kerja ke Swedia.
Dalam kunjungan rombongan Komisi IV DPR tersebut, dilakukan sejak 18 Mei 2024. Turut diadakan pembahasan soal program yang dijalankan pemerintah Swedia seperti pangan, pertanian, perikanan, kelautan hingga lingkungan hidup.
Pada kegiatan itu, rombongan bersama Parlemen Swedia meninjau Fish and Seafood market di Årsta. Dilanjutkan dengan kunjungan ke peternakan dan perkebunan di Bona Munso. Kemudian melakukan pertemuan dengan The Committee on Environment and Agriculture di Stockholm.
Ketua Delegasi Komisi IV DPR, Budhy Setiawan menyampaikan, peninjauan ke pasar ikan/ Fish and Seafood market bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia.
“Negara Kerajaan Swedia saat ini konsumsi ikannya masih bergantung pada komoditas perikanan impor dan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor komoditas ikannya ke Negara Kerajaan Swedia,” tutur Budhy dalam siaran persnya Kamis (23/5/2024).
Budhy mengatakan bahwa Pasar Negara Swedia merupakan pasar yang sangat penting. Karena dapat berpeluang besar bagi Indonesia untuk dapat masuk ke dalam perdagangan pasar ikan negara Eropa lainnya.
“Kerja sama di bidang perikanan ini dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan Swedia dalam mempererat hubungan bilateralnya,” ungkap dia.
Sementara itu, dalam kunjungan ke Peternakan dan Perkebunan di Bona Gard, Delegasi Komisi IV DPR bersama-sama dengan Kedubes RI yang bertempat di Swedia melakukan pertemuan dengan peternak.
Hal itu guna mempelajari pelaksanaan pertanian terpadu, limbah peternakan dan pertanian dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk organik dan bahan baku energi lainnya.
Budhy menekankan, Indonesia dapat mempelajari sistem efisiensi peternakan yang dilakukan oleh para peternak Swedia. Sehingga dapat menghasilkan produksi susu 70 liter setiap ekornya dan dapat menekan impor susu yang hingga saat ini masih dilakukan Indonesia.
Pada kesempatan itu, Delegasi Komisi IV DPR juga melakukan pertemuan dan rapat, dipimpin oleh Mr Adam Reuterskiold (Chairman of the Sweden-Indonesia Interparliamentary Friendship Relations) dan anggota The Committee on Environment and Agriculture, yaitu Mr Kenneth G Forslund, MsEmma Nohren, Mr John Widegren, Ms Helena Storckenfeldt, Ms Stina Larsson, dan Ms Elin Nilsson.
Pada pertemuan itu, delegasi Indonesia menyoroti beberapa permasalahan dan mendapatkan solusi terkait penurunan jumlah petani. Meningkatkan jumlah petani muda, permasalahan CPO, mempelajari konsep penangkapan ikan/perikanan terukur, dan konsep perhutanan sosial yang telah dilakukan pemerintah Swedia hingga saat ini.
Budhy menyebutkan bahwa kunjungan studi banding itu didasarkan pada potensi pertanian, perikanan, kehutanan, serta lingkungan yang dimiliki Negara Kerajaan Swedia.
Potensi tersebut mampu dikembangkan baik melalui kebijakan-kebijakan pemerintahan dan parlemen Swedia, sehingga pertanian khususnya peternakan menjadi pasar utama bagi negara Uni Eropa.
“Indonesia dapat memanfaatkannya dan mempelajari kebijakan tersebut guna mensuplai palm oil, kopi, komoditas perikanan dan perkebunan lainnya untuk masuk ke negara Uni Eropa lainnya,” papar Budhy.
Khusus untuk sektor kehutanan dan lingkungan hidup, pemerintah dan parlemen Swedia telah berhasil melakukan kebijakan privatisasi di sektor kehutanan. Menjamin terjaganya kondisi udara dan ekosistem lingkungan hidup yang baik serta meningkatkan penerimaan negara dari pengelolaan kehutanan baik dari pihak swasta dan masyarakat.
Hal penting lainnya menjadi poin penting dalam kunjungan adalah peningkatan kualitas komunikasi antara dua negara. Pada akhir Agustus 2024, direncanakan Parlemen Swedia khususnya The Committee on Environment and Agriculture akan berkunjung ke Indonesia.
Pada bulan Januari 2025, Mr Adam Reuterskiold-Chairman of the Sweden-Indonesia Interparliamentary Friendship Relations juga akan berkunjung ke Indonesia.
Kunjungan kali ini merupakan jembatan awal yang dapat meningkatkan kerjasama kedua negara. Baik bagi pengelolaan pertanian, perikanan dan kehutanan serta lingkungan hidup lebih baik lagi di masa akan datang. (Joesvicar Iqbal/msb)