IPOL.ID – Dua ekor sapi yang terindikasi terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) ditemukan oleh petugas kesehatan hewan Sudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur.
Kedua sapi kurban tersebut ditemukan dan diperiksa di Jalan Mabes Hankam, Bambu Apus dan di Jalan Bina Marga, Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, pada Senin (27/5).
Dalam pemeriksaan petugas kesehatan hewan, di Bambu Apus ditemukan dua ekor sapi asal Flores terindikasi terkena penyakit mulut dan kuku. Karantina atau memisahkan dua hewan sakit tersebut dilakukan.
Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Timur, Theresia Ellita mengungkapkan, dua hewan kurban yang terindikasi PMK itu langsung diisolasi agar tidak menularkan penyakit pada hewan kurban lainnya.
Di tempat penampungan itu tercatat ada sebanyak 121 ekor sapi. Kemudian pihaknya memberikan obat penurun demam dan vitamin pada dua hewan kurban tersebut.
“Kami juga akan terus lakukan monitoring setiap hari untuk memantau perkembangan dari kesehatan hewan tersebut,” kata Ellita, Senin (27/5).
Pihaknya bakal memantau dalam waktu dua hari ini. Jika tidak ada perubahan maka dua hewan kurban itu akan disembelih paksa di tempat dan pemilik sudah menyetujuinya.
“Untuk dagingnya, masih layak untuk dikonsumsi orang”.
Dalam kesempatan tersebut, Ellita mengimbau agar para penjual hewan kurban lebih memperketat kondisi kebersihan area tempat penampungan/penjualan hewan kurban.
Mobilitas warga atau calon pembeli diupayakan diperketat agar orang tidak mudah dan bebas keluar masuk. Ini untuk mencegah hal yang tak diinginkan, seperti penyebaran PMK tersebut.
Selanjutnya dia menyebutkan, dari hasil pengawasan di dua lokasi penampungan, totalnya ada 141 ekor sapi, 16 ekor kambing dan 17 ekor domba.
“Secara umum kondisi kesehatan hewan kurban ini sehat, kecuali yang sua ekor sapi itu,” tukasnya.
Sementara itu, penjual hewan kurban di Jalan Mabes Hankam, Bambu Apus, Raja Kurnia mengatakan, selama belasan tahun berdagang hewan kurban, baru kali ini dia mendapati dua ekor sapi terindikasi tekena PMK. Sebanyak 121 sapi yang dijualnya berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Butuh perjalanan satu minggu untuk sampai tujuan lokasi penampungan ini.
Sehingga dua sapinya mengalami demam tinggi. Padahal sebelum berangkat ke Jakarta sudah diperiksa seluruh sapinya. Bahkan sudah dibekali surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari Flores.
“Saya akan monitor perkembangannya dalam dua hari ke depan. Kalau memang tidak ada perubahan, ikhlas sapinya disembelih di tempat,” ujar Raja yang sudah berjualan hewan kurban selama 15 tahun. (Joesvicar Iqbal)