IPOL.ID – Kementerian Agama (Kemenag) terus menguyakan agar katering bagi jemaah haji Indonesia kental dengan cita rasa nusantara. Salah satunya adalah dengan menghadirkan bumbu dari Indonesia.
Penggunaan bumbu asli Indonesia ini dipastikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat mengunjungi dapur penyedia katering jemaah haji di Makkah, yaitu Rayat Al Motahedon di Al Syawqiyah. Dapur ini akan menyiapkan katering untuk 4.065 jemaah perhari.
“Saya sore ini ke salah satu dapur katering jemaah. Kita lihat dapurnya representatif, besar, luas, dan bersih. Kecukupan bahan makanan kita tanyakan dan mereka meyakinkan,” kata Yaqut di Makkah, Selasa (7/5).
Selain sarana memasak, dalam kunjungan ini, dia juga mengecek kesiapan bahan makanan, proses kerja dapur, sanitasi, dan juga storage atau tempat penyimpanan bahan makanan.
Yaqut juga berdialog dengan salah satu chef dan dua asisten yang berasal dari Banjarmasin dan Bandung. Setiap dapur harus memiliki minimal dua chef dan empat asisten chef asal Indonesia.
“Dapur siap beri layanan konsumsi. Kita cek kesiapan armada yang akan mengantar makanan juga siap. Semoga nanti bisa beri layanan terbaik ke jemaah,” katanya.
Disinggung soal penggunaan produk bumbu Indonesia, Yaqut mengatakan tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia. Total kebutuhan lebih dari 200 ton.
“Ada 70 ton lebih dari total kebutuhan lebih dari 200 ton bumbu. Kita libatkan UMKM. Tahun lalu hanya 15 ton. Jadi jauh lebih baik,” katanya.
“Semoga tahun depan bisa dipenuhi sepenuhnya bumbu dari Indonesia sehingga cita rasa tidak jauh berbeda,” lanjutnya.
Ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari Indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.
Tahun ini, ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang akan menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia.
Yaqut dijadwalkan berada di Saudi hingga 10 Mei 2024. Hari pertama di Tanah Suci, dia meninjau kesiapan hotel, bus, dan dapur penyedia katering jemaah haji Indonesia di Makkah.
Pada kunjungan kerja selanjutnya, akan melihat kesiapan dapur penyedia layanan katering dan hotel jemaah di Madinah. (far)