IPOL.ID – Dugaan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Timur yang dianiaya dan disekap sejumlah orang di area Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, belum lama ini, dibantah oleh Kepala Terminal Kampung Rambutan, Yulza Ramadoni.
Yulza menjelaskan, tidak benar bahwa petugas Dishub disekap ataupun dianiaya oleh kelompok preman di Terminal Kampung Rambutan.
“Itu tidak benar sama sekali adanya,” tutur Yulza di Terminal Kampung Rambutan, Selasa (21/5).
Yulza mengatakan, kejadian yang sebenarnya adalah adanya perselisihan antara tukang ojek dengan salah satu pedagang jam di sini.
Kronologi kejadiannya adalah tukang ojek ini melintas di depan kantor terminal dengan kondisi mabuk. Sangat tercium bau alkohol dari mulut tukang ojek tersebut. Nah, tukang ojek itu ditegur oleh pedagang jam supaya tidak melintas di depan kantor.
“Karena dalam kondisi mabuk tukang ojek itu tidak terima,” katanya.
Sehingga terjadi perselisihan atau keributan antara tukang ojek dan pedagang jam itu.
“Pedagang jam ini dipukul, (terjadi) baku hantam dengan tukang ojek. Kejadiannya Sabtu, tanggal 18 Mei pukul 22.30 WIB ke atas. Itu kronologis kejadian baku hantam di Terminal Kampung Rambutan,” ujar dia.
“Saya pertebal kembali kalau kejadian petugas disekap atau dianiaya itu tidak ada. Jadi berita yang sebelumnya itu boleh kami simpulkan itu tidak benar,” ungkapnya.
Apakah ada petugas Dishub yang memisahkan saat itu? Yulza mengatakan, pada saat kejadian adanya kisruh atau baku hantam di belakang loket itu langsung cepat dilerai petugas.
“Di situ ada petugas Dishub maupun petugas kepolisian. Dalam hal ini dari pos polisi, kita memisahkan supaya tidak terjadi efek dominasi lebih besar. Karena kalau terjadi keributan dia manggil teman-temannya segala macam, itu kita cegah. Kita ada rekaman CCTV,” ujar Yulza. (Joesvicar Iqbal)