IPOL.ID – Bank Mandiri terus menunjukkan konsistensinya dalam pengembangan bisnis, inovasi, dan transformasi digital untuk menghadirkan layanan finansial terbaik bagi masyarakat. Melalui inovasi ini, Bank Mandiri berhasil meraih sertifikasi ISO 56002 Kitemark, atas penerapan sistem manajemen inovasi yang telah sesuai dengan standar internasional.
Direktur Keuangan dan Strategi, Sigit Prastowo mengatakan, sertifikasi ini bukan karena Bank Mandiri baru mulai berinovasi, tetapi karena konsistensi perseroan dalam mengeksplorasi potensi mencoba hal-hal baru yang transformatif, baik dari segi pelayanan, digitalisasi, maupun produk yang dikembangkan seperti Livin’, Kopra, dan Smart Branch. Bank Mandiri senantiasa meningkatkan pelayanan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
“Tidak ada jalan pintas dalam berinovasi. Di Bank Mandiri, kami percaya pada kekuatan transformasi berkelanjutan. Setiap langkah yang kami ambil, baik dalam digitalisasi maupun pengembangan produk, adalah upaya kami untuk tetap relevan dan unggul di industri keuangan,” ujar Sigit dalam keterangan resminya, Rabu (15/5).
Menurut Sigit, budaya inovasi di Bank Mandiri mampu mendorong bank untuk mencatatkan kinerja yang luar biasa baik. Memanfaatkan keunggulan Bank Mandiri sebagai wholesale bank terbesar, dan dengan pengalaman selama puluhan tahun bersama korporasi-korporasi besar di Indonesia, Bank Mandiri menghadirkan pendekatan solusi berbasis ekosistem yang bersifat unik dari masing-masing korporasi tersebut.
Sigit mengatakan, Inovasi dilakukan secara menyeluruh dan mencakup pengembangan talent yang bersifat strategis, penguatan core banking system, pengembangan culture “Mandirian siap jadi digital”, dan optimalisasi point of sales Bank Mandiri agar semakin terkoneksi antara online dengan offline. Alhasil, budaya inovasi turut mendorong Bank Mandri dapat hadir lebih cepat menjawab kebutuhan pelanggan, ambil contoh Super app. Livin’ by Mandiri yang dapat hadir dengan lebih dari 100 fitur layanan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun saja, menjadikan Livin’ sebagai aplikasi perbankan dengan penambahan dan pengembangan fitur yang tergolong sangat cepat, tidak kalah dengan fintech sekalipun, sekaligus memanjakan penggunannya yang kini mencapai lebih dari 24 juta dalam waktu yang singkat tersebut melalui fitur-fitur unggulannya.
Sigit menuturkan, keunggulan-keunggulan tersebut tercermin pula dengan sangat baik pada kinerja bank dari waktu ke waktu. Semakin rajinnya Bank Mandiri memanjakan pelanggan, membuat produk pinjaman dan tabungan bank semakin diminati, terbukti kredit dan dana pihak ketiga Bank Mandiri yang tumbuh jauh mengungguli pertumbuhan industri. Hal ini membantu market share Bank Mandiri untuk tumbuh semakin besar, mengungguli pertumbuhan bank-bank lain.
Lebih menarik lagi, kata Sigit, inovasi yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, membuat bank tidak perlu mempromosikan produk dan layanannya secara berlebihan. Apabila kita lihat lebih dalam, hal ini tercermin pada dua indikator kinerja bank, yaitu rasio efisiensi atau cost to income ratio (CIR) dan rasio profitabilitas atau return on equity (ROE). CIR Bank Mandiri yang berada pada level 45 persen di tahun 2020 saat ini berada di level 34 persen, menunjukkan bahwa bank dapat melayani pelanggan dengan jauh lebih efisien mengedepankan perbaikan proses bisnis dan digitalisasi, untuk menghadirkan kecepatan, kemudahan, dan kepastian layanan. Berikutnya, ROE Bank Mandiri juga secara konsisten terjaga di level 20 persen, menunjukkan profitabilitas yang sangat baik untuk ukuran sebuah bank sebesar Bank Mandiri.
SVP Business Transformation Bank Mandiri, Thontowy Jauhari menambahkan, sertifikasi ini menandai Bank Mandiri sebagai institusi yang mendorong budaya inovasi yang secara konsisten memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan pemangku kepentingan. Bank Mandiri telah menunjukkan bahwa pihaknya telah memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk mengembangkan dan menerapkan ide baru secara efektif.
Proses penilaian untuk sertifikasi ini melibatkan evaluasi dan audit yang ketat oleh British Standards Institution (BSI) yang menilai strategi inovasi bank, manajemen ide, kolaborasi, dan metrik kinerja inovasi. “Sertifikasi ISO 56002 Kitemark adalah tonggak penting bagi kami. Ini menandakan bahwa kami tidak hanya berada di jalur yang benar dalam inovasi keuangan, tetapi juga bahwa kami terus berupaya meningkatkan cara kami melayani pelanggan. Kami yakin bahwa sertifikasi ini akan menjadi pendorong bagi kami untuk terus berinovasi dan memenuhi ekspektasi pelanggan yang selalu berkembang,” pungkasnya.
Bank berlogo pita emas ini tidak hanya berinovasi dan bertransformasi dari segi produk dan layanan, tetapi juga menyentuh sisi pengembangan pegawai atau yang lebih dikenal dengan Mandirian. Salah satunya lewat program Mandiri Innovation Xperience (MIX) yang kini menjadi bagian inti dalam pengembangan inovasi di perseroan.
MIX lanjutnya, bukan hanya sebuah program, melainkan ekosistem internal Bank Mandiri dalam melakukan ragam eksperimen dan ajang kolaborasi untuk menciptakan solusi inovatif yang siap menghadapi tantangan ke depan. “MIX menjadi wadah di mana ide besar lahir dan berkembang, menempa jalan bagi Bank Mandiri untuk terus berada di garis terdepan inovasi di industri finansial Indonesia,” tuturnya.
Pada tahap berikutnya, lanjut Thontowy, Bank Mandiri juga akan berkomitmen untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanannya melalui “Open Innovation”. Tujuan dari program ini adalah mengumpulkan ide segar dan inovatif yang bersumber dari eksternal. Program ini diharapkan dapat menarik partisipasi dari start-up, akademisi, pengusaha, dan masyarakat umum yang memiliki ide kreatif yang dapat diintegrasikan dengan layanan dan operasional bank. Dengan demikian, Bank Mandiri berharap tidak hanya meningkatkan experience pelanggan, tetapi juga memperkuat posisi sebagai pemimpin inovasi di industri perbankan Indonesia. (Adv/yudha)