IPOL.ID- Persyaratan umur bagi siswa dalam seleksi masuk sekolah negeri dinilai sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Alhasil, orang kaya atau yang mampu dominan mengisi sekolah swasta di Jakarta.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Nawawi. “Dengan sistem nilai evaluasi murni (NEM). Justru orang-orang kaya yang lebih banyak masuk ke sekolah negeri baik itu SD, SMP dan SMA,” ujar Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta itu, Selasa (28/5).
Keunggulan siswa yang memiliki kemapuan finansial, menjadikan siswa anak orang kaya mendominasi sekolah negeri. Lantaran, sambungnya lagi dengan kemampuan finansial dimiliki orangtuanya, siswa bisa mengikuti les diluar sekolah.
“Sehingga pada saat ujian kelulusan sekolah, siswa tersebut bisa unggul dalam hal nilai. Itulah yang saya kritis sejak lama, siswa yang tidak mampu justru tidak masuk sekolah negeri yang digratiskan atau pun sekolah unggulan,” bebernya.
Kondisi itu, kata Nawawi lagi sangat berbeda dengan saat ini. Sekolah negeri yang digratiskan pemerintah, sesuai dengan amanat UUD 1945, bisa dinikmati siswa yang tidak mampu.”Karena itulah sesungguhnya cita-cita dari pemerintah menggratiskan sekolah negeri,” ujarnya.