IPOL.ID- Perang yang melanda kawasan timur tengah pasca bentrok Hamas dan Israel mulai menemui titik terang proses menuju perdamaian.
Pandangan itu disampaikan mantan presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Dikatakannya, rencana gencatan senjata (cease fire), menuju pengakhiran perang di Gaza secara lebih permanen. Karena itu, SBY menyerukan para pemimpin dunia untuk bersikap, dan tidak diam.
“Saya ‘membaca’ ada kehendak, paling tidak kesediaan, dari pihak-pihak yang berperang secara langsung (Israel dan Hamas) juga dari pihak yang berada di belakang layar untuk mencari solusi damai,” ujar SBY, Minggu (5/5) dalam akun medsosnya.
Menurutnya, negosiasi untuk mencapai kesepakatan (peace deal) selalu rumit dan tidak mudah dicapai. Karena, upaya peace deal sering gagal, lantaran masing-masing pihak memiliki ego dan ingin mendapatkan manfaat yang paling banyak, serta tidak mudah mencapai win-win solution.
“Termasuk tantangan lain, bila ada pihak ketiga yang ikut bermain sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” katanya.
Dalam sejumlah konflik di dunia, banyak contoh resolusi konflik berhasil karena pihak-pihak yang bersengketa mau ‘mundur satu langkah ke belakang’. Implementasi dari peace deal juga sangat rentan dan setiap saat bisa kandas.
“Hal ini saya kemukakan karena saya juga memiliki pengalaman yang panjang dalam upaya resolusi konflik di Indonesia, maupun ketika ikut menengahi sejumlah konflik antar negara,” bebernya.
Karena itu, untuk mengakhiri perang di Gaza. Para pemimpin dunia harus peduli dan tidak bersikap abstain. Disamping, kata dia lagi tragedi yang terjadi di Gaza sudah melampaui batas kemanusiaan, korban jiwa juga sangat tinggi baik di pihak Israel, terlebih lagi di pihak Palestina yang jauh lebih besar.
Selain itu, menurut SBY, bila ada yang berpendapat dalam sebuah peperangan ‘collateral damage’ (jatuhnya korban sipil dalam sebuah peperangan) tidak dapat dihindari. Namun,yang terjadi di Gaza sudah jauh melampaui batasan itu.(Sofian)