IPOL.ID – Sedikitnya empat warga dilaporkan tewas pada Kamis (9/5) dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan Taliban di bagian timur Afghanistan.
Dilaporkan VOA Indonesia, sejumlah warga di provinsi Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan, melangsungkan aksi demonstrasi setelah diminta Taliban untuk mengosongkan rumahnya untuk pembangunan fasilitas bea dan cukai.
Para demonstran memblokade sebuah jalan raya yang sibuk, yang menghubungkan Afghanistan dan Pakistan, dan menolak penghancuran rumah mereka. Pasukan keamanan Taliban melepaskan beberapa tembakan untuk membubarkan massa dan membersihkan jalan sehingga arus lalu lintas di kedua jalur kembali lancar.
Seorang juru bicara Departemen Informasi dan Kebudayaan Afghanistan mengonfirmasi bentrokan tersebut dengan mengatakan, “warga membuat kekacauan” sebagai tanggapan terhadap perintah tersebut.
Juru bicara tersebut, Arafat Mohajer, mengatakan kekerasan pecah akibat tewasnya seorang anggota pasukan Taliban dan “sejumlah warga yang memiliki tanah di provinsi tersebut secara ilegal.” Ia tidak memberikan detail lebih lanjut.
Para demonstran menolak pernyataan sang juru bicara, dan mengatakan bahwa mereka memiliki surat tanah.
Taliban menguasai kembali Afghanistan tiga tahun lalu dan tidak pernah mendapat perlawanan publik sampai saat mereka memberlakukan kebijakan garis keras bulan ini.
Minggu lalu, sejumlah petani dan warga setempat turun ke jalan-jalan di timur laut provinsi Badakhshan untuk memprotes pemberantasan ladang opium poppy oleh unit anti-narkoba Taliban.
Pasukan kemanan melepaskan tembakan ke arah para demonstran dalam aksi tersebut, dan menewaskan dua orang.
Hibatullah Akhundzad, pemimpin tertinggi Taliban yang tertutup, telah memberlakukan larangan nasional terhadap penanaman dan produksi opium, penggunaan, transportasi, dan perdagangan semua obat-obatan terlarang di Afghanistan. (VOA Indonesia/far)