“Seluruh proses ibadah haji maupun segala rukun wajib dan sunnahnya, jangan berhenti di ranah syariat atau formalitas semata, jadikan ibadah haji sebagai energi ruhani dan pelaksanaan ibadah yang masuk ke jantung hakikat untuk membangun kesalehan diri yang optimal, kemabruran akan diukur dengan kemampuan kualitas diri sebagai insan mukmin, yang hablum minallahnya selalu kokoh dan kuat, serta hablum minannasnya semakin baik dan berkualitas,”tutur Haedar.
Nilai kemabruran itu dipesankan oleh Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 177 “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”