IPOl.ID – Mantan Menteri Pendayagunaan BUMN di era Presiden Soeharto dan B.J. Habibie meninggal dunia dini hari tadi Minggu, 23 Juni 2024 pukul 02.39 WIB, di usia 82 tahun.
Dalam pesan yang beredar disebutkan bahwa Tanri Abeng mengembuskan nafas terakhir di RS Medistra Jakarta.
Semoga alm. Husnul khotimah. Mohon dima’afkan bila ada kesalahan dari almarhum selama hidupnya,” demikian kabar duka yang dibagikan di WhatsApp.
Jenazah akan disemayamkan di Jalan Simpruk Golf XIII nomor 19 Jakarta Selatan.
Tanri Abeng meninggalkan dua orang anak, Emil Abeng dan Edwin Abeng. Seorang menantu, Andara Novrianda, dan empat orang cucu, Nabila Abeng, Ihdina Abeng, Jasmine Abeng, dan Jennaira Abeng.
Pria kelahiran Sulawesi Selatan pada 7 Maret 1942 ini berkuliah di Universitas Hasanudin. Semasa kuliah, dia sempat bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan eksportir dan mengajar bahasa Inggris di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dia memperoleh beasiswa Master of Business Administration dari State University, New York, AS dan bergabung dengan Union Carbide. Saat berusia 29 tahun, dia sudah menjabat sebagai direktur keuangan dan corporate secretary di perusahaan multinasional tersebut.
Usai mengundurkan diri dari Union Carbide, Tanri Abeng bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang Multi Bintang Indonesia). Kemudian pada 1979, dia menjadi Chief Executive Officer (CEO) Multi Bintang Indonesia.
Pada 1991, Tanri Abeng menjabat sebagai CEO di Bakrie Brothers. Di Bakrie Brothers, dia mencoba melakukan restrukturisasi, profitisasi, dan pada akhirnya bisa menjadi perusahaan publik. Dalam setahun, dia berhasil meningkatkan keuntungan kelompok usaha Bakrie hingga 30 persen.
Ketika pemerintah berniat melakukan pendayagunaan (restrukturisasi dan privatisasi BUMN), Tanri Abeng menjadi orang yang dinilai paling kompeten. Dia diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII, kebinet terakhir pemerintahan Soeharto (1998).
Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, dia tetap dipercaya di jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi pada 25 Mei sampai dengan 13 Oktober 1999.
Setelah Tanri Abeng tidak menjabat menteri, dia banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen. (Vinolla)