IPOL.ID – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu (23/6) bahwa pertempuran sengit antara militer Israel melawan militan Hamas di Kota Rafah, Gaza selatan, hampir berakhir.
“Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir,” katanya dalam wawancara dengan Channel 14, media Israel yang pro-Netanyahu.
“Bukan berarti perang akan segera berakhir, tapi perang dalam fase intensnya akan segera berakhir di Rafah,” ujarnya, dilansir VOA, Senin (24/6).
“Setelah fase intens berakhir, kami akan dapat mengerahkan kembali beberapa pasukan ke sisi utara, dan kami akan melakukannya. Utamanya untuk tujuan pertahanan, tapi juga untuk memulangkan warga (pengungsi),” kata Netanyahu dalam wawancara pertamanya dengan media Israel sejak perangnya melawan Hamas kembali pecah 7 Oktober silam.
Gambar yang diambil dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan menunjukkan kepulan asap tebal selama pertempuran yang berlangsung di lingkungan Sultan di Rafah barat laut pada tanggal 18 Juni 2024 di tengah konflik antara Israel dan Hamas.
Netanyahu mengatakan dirinya tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza, mengisyaratkan bahwa ia terbuka pada sebuah kesepakatan “sebagian” yang bisa memfasilitasi pemulangan sebagian sandera yang masih disekap di Gaza, atau bahkan seluruhnya.
“Tujuannya adalah mengembalikan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza,” ujarnya.
Para pejabat AS meragukan tujuan Israel untuk menumpas Hamas sepenuhnya. Pada Rabu (19/6), juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menuturkan, “Mengatakan bahwa kami akan melenyapkan Hamas sama saja seperti melemparkan pasir ke mata orang,” ungkapan yang berarti menyesatkan.
Ia mengatakan bahwa Hamas merupakan ideologi dan “kita tidak bisa menumpas ideologi.” (VOA Indonesia/far)