Pelemahan daya beli kelompok pendapatan menengah, baik di sektor formal maupun informal juga sejalan dengan gejala penurunan upah riil. Meskipun secara nominal mungkin upah mereka meningkat tapi peningkatan tersebut terkoreksi dengan inflasi.
Di samping itu, tantangan juga datang dari aspek tabungan masyarakat yang cenderung melambat. Baik di kalangan miskin, menengah, maupun atas.
Adapun pemerintah memperkirakan inflasi pada 2025 dapat dikendalikan di kisaran 1,5% sampai dengan 3,5%.
Faisal memandang target inflasi tersebut cukup realistis dan semestinya bisa dicapai. Meski demikian pemerintah tetap perlu mewaspadai dinamika konflik geopolitik.
“Itu kalau misalnya harga minyak di atas 100 dollar, dan inflasi dollar meningkat kembali, kemudian ada transmisinya ke dalam negeri, inflasi dalam negeri itu juga (dapat) meningkat lebih dari 3,5%. Kalau kita lihat 2022 kan 5,4% malah,” lanjutnya.
Terlepas dari faktor geopolitik atau eksternal, menurut Faisal pemerintah tetap perlu mengendalikan inflasi pangan karena akan sangat berdampak pada masyarakat menengah ke bawah. Di samping itu, pemerintah juga perlu tetap menjaga inflasi administered prices atau harga-harga yang diatur pemerintah.