Penguatan efektivitas APBN dilakukan melalui optimalisasi pendapatan negara, belanja yang efisien dan efektif, serta pembiayaan yang inovatif.
“Reformasi fiskal yang selama ini sudah berjalan harus dilanjutkan dan diperkuat efektivitasnya melalui collecting more, spending better, dan innovative financing,” tutur Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Pendapatan negara ditargetkan mencapai kisaran 12,14% hingga 12,36% dari PDB. Sedangkan pagu belanja negara diperkirakan sebesar 14,59% sampai dengan 15,18% PDB. Sementara, defisit fiskal diprediksi berada pada kisaran 2,45% hingga 2,82% PDB.
Menkeu lanjut menjelaskan upaya untuk menutup defisit tersebut dilakukan dengan mendorong pembiayaan yang inovatif, prudent dan sustainable yang ditempuh, antara lain dengan mengendalikan rasio utang dalam batas manageable di kisaran 37,98% sampai dengan 38,71% PDB; dan mendorong efektivitas pembiayaan investasi untuk mendukung transformasi ekonomi dengan memberdayakan peran BUMN, BLU, SMV dan SWF; memanfaatkan saldo anggaran lebih untuk antisipasi ketidakpastian; serta mendorong skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).