IPOL.ID – Taman Pendidikan Anak (TPA) Negeri Bina Tunas Jaya VI menggandeng pengelola Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, menggelar acara Pentas Seni. Sekaligus melaksanakan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Kamis (6/6/2024).
Kegiatan Pentas Seni dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengangkat tema ‘Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045’ itu diikuti puluhan anak-anak TPA Negeri Bina Tunas Jaya VI. Acara ini juga untuk memperingati Hari Lahir Pancasila dan pelepasan siswa/i.
Plt Kepala Sekolah TPA Negeri Bina Tunas Jaya VI, Titin Wartini, 59, menyampaikan, kegiatan Pentas Seni fashion show dilakukan di pasar agar anak-anak TPA tidak jenuh. Sekaligus untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 21 anak TPA dari 2 kelas dengan menggandeng pengelola Pasar Rawa Bening.
“Jadi anak-anak TPA diajarkan keberanian saat mengikuti fashion show mengenakan baju adat yang ada di Indonesia,” kata Titin di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Kamis (6/6/2024).
Dikatakannya, Pentas Seni yang diadakan di dalamnya terdapat penguatan P5 yang ada pada kurikulum merdeka. Tujuannya mempunyai (tema) P5 itu agar anak-anak dapat mengenal beragam kebudayaan yang ada di Indonesia.
“Negara kita kaya berbagai suku bangsa, budaya dan adat istiadat. Makanya supaya anak-anak melekat daya ingatnya, historinya kuat dan kita praktikkan dengan cara mengadakan Pentas Seni fashion show anak memakai baju adat. Jadi anak akan ingat oh dulu waktu TPA-Paud pernah pakai baju adat Sulawesi, Lampung dan sebagainya,” ungkapnya.
Dalam penerapannya, sambung Titin, di situ akan diingat anak dan mungkin secara teoritis akan lupa. Namun dipraktikkan, anak akan mengingat dan mengena.
“Apalagi diberikan reward untuk memotivasi anak, kriterianya ada keberanian, keserasian memakai busana dan melihat performanya. Jika sejak TPA, TK anak sudah berani maka pada jenjang berikutnya saat masuk SD akan tumbuh terus keberanian itu,” ujarnya.
Sehingga pada jenjang sekolah berikutnya anak tidak akan malu lagi dalam segi pelajaran apapun. “Itu intisari kegiatan hari ini”.
Pihaknya pun memberikan hadiah kepada anak yang juara, diambil dari yang terbaik dan semua tentunya mendapatkan hadiah. “Semua anak-anak TPA ini kompak, penuh antusias,” tukasnya.
Ditambahkannya, sejak Tahun 2019, PAUD/TPA Negeri Bina Tunas Jaya VI berdiri dan sempat dihantam Pandemi Covid, penguatan P5 sering diajarkan pada anak usia dini. Sebelumnya, kegiatan Pentas Seni tak hanya memakai baju adat dan belum semeriah ini.
“Apalagi ada Pentas Seni dan karnaval anak,” ujarnya lagi.
Rencananya kegiatan Pentas Seni dan karnaval serupa akan diadakan setiap tahun. Agar anak memiliki keberanian untuk tampil, menumbuhkan pekembangan otak pada anak dan bermanfaat pada jenjang sekolah berikutnya serta terbiasa.
“Harapannya saya ingin anak usia dini paling tidak ada perubahan secara tingkah laku dan perbuatan. Moral sangat penting ditanamkan pada anak usia dini, anak akan terbiasa disiplin, etikanya baik dengan tiap hari datang ke sekolah. Berbicara dan komunikasi dengan bahasa Indonesia baik, sopan santun dan membudayakan etika,” jelasnya.
Ketika guru menyampaikan materi di kelas, anak memperhatikan, anak diajarkan tidak mengganggu temannya yang sedang belajar, serta bagaimana anak bersosialisasi dengan temannya.
“Jadi lulus dari TPA/PAUD anak usia dini punya bekal itu semua,” kata perempuan yang sudah 12 tahun menjadi Kepsek SD di Jakarta Timur itu.
Dalam kesempatan yang sama, Penilik PAUD Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Sudin Pendidikan Jaktim 1, Jaya Rahmat, 58, menuturkan, sebagai pembina/penilik tentu pertama memberikan penguatan, motivasi dan apresiasi atas terlaksananya pentas seni dan penguatan P5 di TPA Negeri ini.
Menurutnya, belum semua lembaga TPA bisa melaksanakan Pentas Seni dan penguatan P5 tersebut. Karena baru sejumlah lembaga yang sudah melaksanakan kurikulum merdeka yang ada puncak P5 ini.
“Kami datang memberi apresiasi, kurikulum merdeka penyempurnaan dari kurikulum Tahun 2013. Kurikulum merdeka sudah dilaksanakan dari pendidikan PAUD, TK, SD, SMP dan SMA,” ujar Jaya.
Bagi pendidikan PAUD yang belum melaksanakan kurikulum merdeka di Tahun 2024, pada 2025 diharapkan sudah bisa melaksanakannya.
“Pemerintah memberi waktu bertahap dari Tahun 2023, 2024 hingga 2025, 2026 dan 2027, semua lembaga diharapkan bisa melaksanakan kurikulum merdeka itu,” harap Jaya.
Sementara, peserta fashion show, Pentas Seni yakni Marwa Putri, 6, mengatakan, dia memakai busana adat dari Padang, Sumatera Barat, dan tadi dalam Pentas Seni dia juga ikut karnaval, menari Wonderland Indonesia.
“Saya senang sekali bisa ikut fashion show dan menari,” kata Putri yang bercita-cita ingin menjadi koki.
Sedangkan peserta lainnya, Adam Ibrahim, 6, mengatakan, dirinya memakai baju adat Betawi dari Jakarta. Dia pun senang ikut karnaval berjalan bersama teman-teman keliling pasar, melihat cincin dan aksesoris.
“Saya ingin ada lagi kegiatan seperti ini nantinya di sekolah,” tutur Adam.
Dalam kegiatan Pentas Seni tersebut, turut dihadiri Camat Jatinegara, Muchtar dan juga Kepala Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan. (Joesvicar Iqbal)