IPOL.ID – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyoroti dugaan lambatnya peran pemerintah dalam melakukan pencegahan anak-anak terpapar judi online berkedok game.
Berdasar data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tercatat ada 197.540 anak melakukan transaksi judi online dengan nilai Rp293,4 miliar di Tahun 2024.
Dewan Pengurus Pusat Bidang Edukasi, Sosialisasi dan Hak Anak Komnas PA, Lia Latifah menjelaskan, pada kasus anak terpapar judi online ini sepatutnya bisa dicegah bila pemerintah melakukan pengawasan.
“Sangat terlambat. Harusnya ketika masyarakat mulai resah. Harusnya ini bisa dicegah,” ujar Lia saat dikonfirmasi awak media di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/7/2024).
Menurut Komnas PA pemerintah patutnya dapat mengawasi setiap game online untuk mengetahui mana game yang berkedok judi online, sehingga tidak sampai (mudah) diakses anak.
Karena masalah anak-anak terpapar judi online berkedok game bukan masalah yang terjadi dalam waktu singkat, melainkan akumulasi dalam waktu lama karena tidak ditangani.
Paparan konten kekerasan dan pornografi terhadap anak yang menjadi masalah sekarang juga tidak lepas dari pengaruh, karena dalam game online anak berkomunikasi dengan banyak orang.
“Mungkin pemerintah juga enggak tahu kalau hari ini anak-anak sangat luar biasa (dampak buruk game). Konten pornografi masuk, kalau enggak ada yang mengontrol terus siapa,” tegasnya.
Lia menambahkan, pemerintah patutnya dapat turun langsung ke sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak akibat paparan judi online berkedok game.
Komnas PA mencontohkan ketika mereka melakukan edukasi ke sejumlah sekolah ditemukan banyak kasus anak-anak menggunakan berbagai cara mendapat uang demi tetap bermain game.
Di antaranya, kasus anak mencuri uang orangtuanya untuk digunakan bermain game online, hal ini patutnya menjadi catatan serius bagi pemerintah dalam melakukan pengawasan.
“Kalau memang mau menyelamatkan anak bangsa pemerintah benar-benar harus tegas. Jadi sudah ada laporan dari kita, game mana saja yang memang harus diwaspadai sama anak-anak,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal)