Dia menjelaskan, masalah kemiskinan ekstrem bersifat multidimensional atau disebabkan oleh banyak faktor. Tidak hanya sempitnya lapangan pekerjaan, tetapi juga sulitnya mengakses informasi maupun pendidikan yang berkualitas hingga infrastruktur publik juga turut menjadi penyebab kemiskinan ekstrem di Indonesia. Maka dari itu, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak dalam menghadapi tantangan tersebut.
“Kalau kita tidak punya semangat untuk berkolaborasi menyusun strategi kebijakan, program-program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan ekstrem, [maka] target [kemiskinan ekstrem] 0 persen di 2024 menjadi tantangan kita semua,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Penanganan Kemiskinan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Katiman Kartowinomo mengatakan, percepatan pengentasan kemiskinan menjadi arahan Presiden Joko Widodo. Berbagai regulasi telah dikeluarkan untuk memudahkan kolaborasi dalam mengentaskan kemiskinan tersebut. Meski diakui tak mudah mencapai 0 persen kemiskinan ekstrem, pihaknya terus berupaya mewujudkannya, paling tidak mendekati target.