“Tentunya perencanaan pembangunan yang terkoordinir, terintegrasi, dan terkonsolidasi dengan baik, dengan perencanaan Musrenbangdes, Musrenbangda, dan Musrenbangnas [akan mengoptimalkan program kegiatan] dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem yang terjadi berdasarkan target yang akan kita capai,” jelasnya.
Di lain pihak, Guru Besar Universitas Padjadjaran Nunung Nurwanti mengingatkan, kemiskinan bila tidak diatasi dengan cepat akan memicu timbulnya permasalahan lain. Ini seperti munculnya konflik, tindakan kriminal, hingga berdampak terhadap masalah kesehatan seperti tingginya angka stunting. Menurutnya, upaya pengentasan kemiskinan harus disesuaikan dengan faktor penyebabnya, sehingga hasilnya akan lebih efektif. “Itulah yang harus kita soroti tadi kemiskinan itu dikatakan dimensinya mana, yang mana yang akan kita potong dulu,” pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, forum diskusi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah narasumber lainnya, meliputi Ketua Tim Kebijakan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi pada Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Raden Muhammad Purnagunawan, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan. (bam)