Indi juga menjelaskan bahwa terapi sel melibatkan transplantasi sel manusia untuk menggantikan atau memperbaiki jaringan yang rusak dan memodulasi mekanisme yang mendasari permulaan dan perkembangan penyakit dalam tubuh. Hal ini membuat pengobatan regeneratif memiliki potensi yang sangat besar untuk berbagai penyakit dengan kebutuhan klinis yang belum terpenuhi, meliputi terapi sel dan gen serta aplikasi rekayasa jaringan.
“Tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap terapi berbasis sel ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah uji klinis yang sedang berlangsung dan direncanakan di seluruh dunia. Meskipun tingkat keberhasilan peralihan dari laboratorium ke klinik relatif lambat, ekspektasi, optimisme terhadap bidang ini tetap besar,” sambungnya.
Pemerintah Indonesia juga turut mendorong riset di bidang teknologi kesehatan dengan memberikan insentif, pendanaan dan memfasilitasi dengan regulasi yang mendukung inovasi teknologi dalam rangka kemandirian bahan baku, baik untuk diagnosa penyakit, alat kesehatan, vaksin dan obat.