Selain itu, ada faktor lain yang berhubungan dengan meningkatnya risiko tenggelam, seperti, status sosial ekonomi yang rendah, menjadi anggota kelompok etnis minoritas, kurangnya pendidikan tinggi, dan populasi pedesaan semuanya cenderung saling terkait, meskipun keterkaitan ini dapat bervariasi di setiap negara;
Bayi yang ditinggalkan tanpa pengawasan atau sendirian dengan anak lain di sekitar air; Penggunaan alkohol, di dekat atau di dalam air; Kondisi medis, seperti epilepsi; dan Wisatawan yang tidak terbiasa dengan risiko dan fitur air setempat.
Peringatan Hari Pencegahan Tenggelam Sedunia tanggal 25 Juli dideklarasikan pada bulan April 2021 berdasarkan resolusi Majelis Umum A/RES/75/273. Acara global ini berfungsi sebagai kesempatan untuk menyoroti dampak tragis dan mendalam dari tenggelam serta menawarkan solusi untuk mencegah kejadian tenggelam dan menyelamatkan lebih banyak jiwa.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah peristiwa tenggelam.
Memasang penghalang untuk mengendalikan akses terhadap air;
Menyediakan tempat-tempat aman yang jauh dari air, seperti tempat penitipan anak untuk anak-anak prasekolah dengan layanan pengasuhan anak yang memadai;
Mengajarkan keterampilan berenang, keselamatan air dan penyelamatan yang aman;
Melatih para pengamat dalam penyelamatan dan resusitasi yang aman;
Menetapkan dan menegakkan peraturan keselamatan berperahu, pelayaran, dan feri;
Meningkatkan manajemen risiko banjir;
Mengawasi anak-anak saat mereka berada di dekat air;
Memeriksa ramalan cuaca sebelum berlayar;
Memilih untuk tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan sebelum memasuki air;
Mengenakan jaket pelampung saat memancing;
Memastikan kolam renang dipagari dan aksesnya dikontrol.