Faisal mengatakan, melalui penyelenggaraan FDA tersebut, pihaknya berharap ke depan ada upaya penyempurnaan terhadap penanggulangan kemiskinan. Dirinya juga mendorong daerah yang memiliki kemiskinan ekstrem yang tinggi agar segera mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem sesuai dengan kondisi yang dihadapi masing-masing.
“Terima kasih pada narasumber, moderator serta para peserta yang setia mengikuti rangkaian kegiatan FDA ini sampai selesai, baik yang hadir langsung maupun yang mengikuti secara virtual. Semoga kegiatan ini membawa dampak positif terhadap penanganan kemiskinan ekstrem di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kebijakan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi pada Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Raden Muhammad Purnagunawan membeberkan sejumlah tantangan menganggulangi kemiskinan di Indonesia. Hal itu meliputi efektivitas program perlindungan sosial yang masih terkendala tingginya exclusion error atau kesalahan data, serta komplementaritas program bantuan sosial (bansos) yang masih kurang.