IPOL.ID – Hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Jakarta Selatan, Depok hingga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada awal Juli 2024. Akibatnya, beberapa kali melimpah dan sejumlah wilayah di selatan Jakarta kebanjiran.
Peristiwa itu tergambarkan seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Kebayoran, pada Sabtu (6/7/2024). Jalan Ciledug Raya, tepatnya depan Komplek Seskoal, Cipulir, Kebayoran Lama, kebanjiran. Ketinggian air di jalan yang menghubungkan Jakarta-Tangerang itu mencapai 50 sentimeter (cm).
Sehingga akses jalan terputus, kemacetan arus lalu lintas mengular sekitar 2 kilometer hingga Pasar Kebayoran Lama. Bahkan satu kilometer ke arah Tangerang terdampak macet.
Kali Pesanggrahan, persis samping Pasar Cipulir melimpah dan membuat Jalan Ciledug Raya kembali tergenang sepanjang sekitar 50 kilometer.
Kemudian Kecamatan Cilandak juga turut kebagian banjir. Komplek di Jalan Puri Mutiara III, Cipete Selatan, Cilandak, tergenang dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
Rico, LMK Kelurahan Cilandak mengungkapkan penyebab banjir dipicu limpasan Kali Krukut. Derasnya aliran kali membuat jalan permukiman Komplek Puri Mutiara tergenang. Kendati banjir tak sampai mengenangi rumah warga.
“Biasa kalau kiriman (air) dari Bogor kenceng, air naik sampai ke jalan. Waktu itu, tingginya sekitar 40-50 cm, tapi nggak sampai masuk ke rumah,” kata Rico dihubungi awak media, pada Jumat (19/7/2024).
“Air cepet surut juga, kurang dari empat jam” tambah dia.
Sementara, kawasan lain yang turut terdampak banjir diterangkan Rico juga terjadi di Jalan H Ipin, Lebak Bulus, Cilandak. Saat itu, banjir setinggi 50 cm menggenangi hingga ke jalan-jalan permukiman.
“Lokasinya ada di cekungan, tapi sama seperti di Cipete Selatan, banjir cepat surut juga. Air ngantri aja,” tukas Rico.
Sementara itu, Subkoordinator Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Firmansyah Saputra, mengatakan, dalam hal ini Dinas SDA DKI melakukan konsep pengendalian banjir yang terkoneksi dan dikembangkan Balai Besar wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Untuk wilayah Jakarta Selatan, ada beberapa titik rawan banjir yang berdekatan dengan bibir sungai/kali yang melintasi Jaksel, di antaranya Sungai Ciliwung, Krukut, Mampang, Grogol dan Pesanggrahan.
“Upaya penanganan banjir dan genangan dilakukan Dinas SDA dengan pembangunan polder (dengan sistem), sumur resapan, waduk, pemetaan banjir dan genangan serta penguatan dinding sungai,” kata Firmansyah.
Di Tahun 2024, lanjut Firmansyah, bakal dilakukan pembangunan rumah pompa di kawasan Cipulir, polder di kawasan IKPN. Kemudian 15 titik akan dilakukan normalisasi kali, pengurasan serta pemulihan pompa.
“Itu nantinya akan paralel tiap minggu dilakukan pengerukan di Jaksel. Disamping kita memiliki 116 unit pompa di 48 lokasi rumah pompa, 50 unit alat berat, dan 17 lokasi pintu air”.
Lalu pemetaan banjir dan genangan, memitigasi, mendata dan mengevaluasi penanganan di lokasi banjir juga dilakukan pihaknya. Memanfaatkan infrastruktur dan sejumlah peralatan yang ada serta melihat CCTV.
“Menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas adanya genangan dan banjir yang timbul pun dilakukan. Di sini kita tidak bisa bicara target Jakarta bebas banjir. Tapi upaya dilakukan mengurangi banjir/genangan, memanfaatkan potensi ruang terbuka yang akan dijadikan waduk, contoh Cavalio dan Brigif, ini akan dikembangkan di wilayah lainnya,” tutup Firmansyah. (Joesvicar Iqbal)