Dua sistem ini dirancang untuk mencatat dan melaporkan data kesehatan masyarakat. SKI fokus pada pencatatan sebagai indikator kesehatan secara umum, sementara e-PPGBM pada pencatatan dan pelaporan gizi masyarakat.
“Data yang akurat dan terkini sangat diperlukan untuk menyusun kebijakan yang tepat sasaran,” kata Prof Zudan.
Namun, ungkap Prof Zudan, terdapat tantangan dalam pengumpulan dan pelaporan data, perbedaan dalam metodologi, sumber data dan proses pelaporan sering menyebabkan inkonsistensi dan kesenjangan data. Oleh karena itu penting untuk mengindentifikasi dan mengatasi masalah tersebut.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, mengapresiasi sikap antusias Penjabat Gubernur untuk secara bersama Kepala BKPK mengkaji lebih lanjut data SKI 2023 karena angkanya 27,4 persen. Sedangkan data e-PPBMG 6,8 persen atau terdapat 40.199 anak stunting. Sehingga kebijakan yang tepat dapat diambil.