IPOL.ID – Media sosial belakangan dihebohkan dengan video viral Mama Ghufron yang mengaku bisa melakukan video call dengan malaikat maut. Merespon hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bergerak cepat dengan melakukan pengkajian mendalam terkait ajaran yang disampaikan oleh Mama Ghufron.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis mengungkapkan bahwa MUI masih terus memantau perkembangan berita di media terkait Mama Ghufron.
“Ada statement yang menyatakan video call dengan malaikat maut. Gimana caranya? Di sini sudah tidak berdasar sama sekali apa yang diucapkan,” kata Cholil, dikutip Jumat (12/7).
Cholil menambahkan MUI tetap berkomitmen untuk menjaga umat dari penyimpangan akidah. Jangan sampai ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menyebarluas.
“Insya Allah terus akan kita tangani dengan cara dibina dan diluruskan pemahamannya. Kita akan gali sejauh mana ajaran-ajarannya. Kita selesaikan dengan cara dakwah maupun dengan menempuh jalur hukum,” kata dia.
Antusias warganet yang tidak terbendung merespons video viral ini, Ketua MUI Bidang Dakwah di sisi lain merasa khawatir masyarakat akan terbawa oleh ucapan-ucapan yang disampaikan Mama Ghufron.
Karena itu, MUI melalui Komisi Pengkajian dan Penelitian turut menindaklanjuti guna menemukan temuan-temuan lainnya.
Ketua Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan MUI, Prof Utang Ranuwijaya menambahkan telah berkomunikasi dengan MUI Kabupaten Malang merespons kasus tersebut. Pasalnya, telah banyak pertanyaan dari masyarakat terkait Mama Ghufron.
“Hadirnya seorang yang sangat kontroversial yang sangat meresahkan masyarakat. MUI Malang juga telah berupaya untuk bertemu dengan Mama Ghufron, tapi yang bersangkutan tidak menghadiri undangan tersebut,” terang Utang.
Mangkirnya dari undangan MUI Malang tersebut, Utang menyampaikan hal ini menjadi framing bahwa yang bersangkutan seperti tidak ada masalah dengan MUI.
Namun demikian, dia dan tim masih terus berkoordinasi dengan MUI daerah untuk mencari penyelesaiannya.
Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah agar media sosial tidak memberikan dampak negatif terhadap pemahaman keagamaan yang salah. Tentunya statement “video call dengan Malaikat Maut” adalah tidak tepat dan meresahkan baik di dunia maya ataupun dunia nyata. (far)