Ia juga memuji upaya transformasi digital yang selama ini dilakukan Kementerian Agama sehingga bisa menjadi panduan bagi instansi atau lembaga lainnya. ”Mengelola umat yang beragam dengan satuan kerja dengan jumlah banyak menjadi tantangan besar bagi Kemenag,” ungkapnya.
Namun, tambah Taufik, dengan keseriusan yang Kemenag dan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas, transformasi digital berhasil dikembangkan dalam setiap layanan di Kemenag. “MOOC Pintar yang dikembangkan Balitbang Diklat Kemenag mampu menjangkau pelatihan hingga jutaan orang, sementara yang lain susah. Selain itu bisa menghemat hingga triliunan,” kata dia.
Sementara, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno mengatakan, satuan kerja yang dipimpinnya layaknya dapur bagi Kementerian Agama. Balitbang Diklat harus menciptakan ASN yang berkompetensi.
Karena itu, kata dia, perlu berbagai menu baru dalam setiap pelatihan SDM dan layanan agar setiap program yang diluncurkan mampu diterjemahkan dengan baik oleh ASN. “Balitbang Diklat juga punya tugas berat, tetap menjadi penyangga kebijakan Kementerian Agama dalam bentuk ‘policy brief’. Makanya kita ‘updating: terkait isu-isu keagamaan, pendidikan keagamaan dan kemasyarakatan,” kata dia. (lumi)