Antara lain, tantangan infrastruktur pengisian daya atau pengecasan baterai untuk kendaraan listrik, standarisasi baterai, serta ekosistem rantai pasokan industri EV.
“Kita harus memastikan ekosistem rantai pasokan. Sebab banyak material yang harus pelaku industri datangkan dari luar negeri,” jelasnya.
Pihaknya juga harus memastikan adanya pendanaan untuk penelian ini. “Pendanaan penting demi target ambisius kami. Harus memastikan bahwa ada sumber dana yang cukup untuk menggarap proyek-proyek besar ini,” tandas Hanafi.
Tantangan lainnya adalah mengubah perilaku masyarakat terhadap energi hijau. “Kita perlu memastikan masyarakat siap menerima transformasi menuju energi hijau. Ini memerlukan pendekatan sosial dan ekonomi yang komprehensif,” tambahnya.
Namun Hanafi yakin, melalui potensi bahan baku yang Indonesia kandung, bangsa ini dapat menjadi produsen dan konsumen utama pada industri energi terbarukan.
“Melalui kebijakan pemerintah terkait hilirisasi industri, Indonesia bisa mencapai tujuan ini. Tapi kita perlu meningkatkan riset dan pengembangan, serta kerja sama internasional untuk penyediaan teknologinya,” pungkasnya. (ahmad)