Tak berhenti di situ, Hilmar menambahkan, Mega Festival Indonesia Bertutur diharapkan akan berdampak pada pembangunan nasional. Berkaca pada hasil riset kegiatan festival seni dan budaya, seperti Jogja NETPAC Asian Forum Festival (JAFF) dan ARTJOG berdampak positif pada ekonomi.
“Untuk setiap rupiah biaya penyelenggaraan festival, diperoleh Rp 6 miliar dari pengeluaran pengunjung. Sebagai contoh pada JAFF, dengan biaya penyelenggaraan Rp 1 miliar, ada dampak langsung kepada ekonomi lokal sebesar Rp 5,9 miliar sedangkan ARTJOG dengan biaya penyelenggaraan Rp 7 miliar, total pengeluaran pengunjung yang terhitung sebesar Rp 42,9 miliar,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan potensi besar pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Pembukaan Indonesia Bertutur 2024 ditandai dengan membunyikan Okokan dengan cara menggoyangkannya. Okokan adalah alat musik tradisional Bali menjadi simbol dari kesuburan, penciptaan, dan keharmonisan.
Secara simbolis, Okokan dibunyikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra.