IPOL.ID- Harapan Indonesia untuk meraih medali emas dari cabang olahraga bulutangkis terancam pupus. Pasalnya, ganda putra Indonesia Fajar Alfin/Muhammad Rian Ardianto gagal melangkah ke semifinal di Olimpiade 2024 Paris.
Dalam pertandingan perempatfinal yang digelar di La Chapellee Arena, Paris, Prancis, Kamis (1/8/2024) malam, Fajar/Rian dipaksa mengakui keunggulan Liang Wei Keng/Wang Chang (China) melalui straight game atau dua gim langsung dengan skor 22-24, 20-22.
Kini, Indonesia hanya bisa berharap dari nomor tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang di babak 16 Besar ketemu Kim Ga Eun dari Korea Selatan.
Dalam pertandingan di tempat yang sama, Gregoria tidak punya pilihan lain terkecuali memenangkan pertandingan untuk membuka peluang meraih medali sekaligus menyelamatkan wajah bulutangkis Indonesia yang selama dijagokan sebagai penyumbang medali emas bagi Kontingen Merah Putih.
Kegagalan Gregoria secara otomatis mengulang tragedi di Olimpiade 2012 London dimana bulutangkis tanpa medali.
Usai pertandingan, Muhammad Rian Ardianto mengaku tegang saat memasuki lapangan. “Olimpiade pertama ini tidak mudah, kami baru merasakan atmosfernya. Dari awal-awal pun tidak mudah, kami merasakan bagaimana tegangnya pas masuk lapangan,” ujarnya.
Rian juga mengakui sudah mencoba berbagai strategi tetapi lawan yang dihadapi bermain sangat baik.
“Lawan bermain sangat baik, kami sebenarnya sudah mencoba dengan strategi yang disiapkan. Lebih banyak menyerang di gim kedua dan kami bisa unggul beberapa poin tapi kami belum bisa menyelesaikan dengan kemenangan. Beberapa kali kami kalah di poin-poin seperti ini dengan mereka, itu masih menjadi pekerjaan rumah kami,” jelasnya.
Sementara itu, Fajar Alfian menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan yang dialami. “Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, PBSI, NOC karena belum bisa melaju ke babak berikutnya. Tidak ada atlet yang mau kalah dan kami kecewa. Memang tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja kami bermain di Olimpiade berikutnya tapi kami realistis, umurnya tidak muda lagi jadi kami patut bersyukur bisa bermain di Olimpiade pertama ini,” kata Fajar.
Sama halnya Rian, Fajar juga mengakui ketangguhan pasangan Korsel tersebut. “Lawan lebih yakin di akhir-akhir poin, kami sudah mencoba melawan tapi kami malah melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Dari segi persiapan kami sudah maksimal, sebulan di Jakarta, 10 hari training camp di Chambly. Semua atlet pasti mau tampil 100% tapi di dalam lapangan pasti ada rasa tegang dan lain-lainnya, itu yang belum bisa diatasi,” ungkapnya. (bam)