IPOL.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengukuhkan 4 (empat) profesor riset baru dalam sebuah sidang terbuka yang diadakan pekan kemarin.
Pengukuhan ini merupakan hasil dari proses akademik yang mendalam dan komprehensif, memberikan penghargaan kepada peneliti ahli utama yang telah menunjukkan kontribusi signifikan dalam bidang keilmuannya.
Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada empat akademisi baru yang dikukuhkan sebagai profesor riset. Keempat profesor riset tersebut adalah Ahmad Sofyan, profesor riset ilmu peternakan; Yusuf Nur Wijayanto, profesor riset ilmu teknik elektro; Natalita Maulani Nursam, profesor riset ilmu teknik elektro; dan Widi Astuti, profesor riset ilmu teknik.
Menurutnya pelantikan empat profesor riset baru, turut menandai pencapaian signifikan dalam riset dan teknologi di Indonesia serta memberikan dorongan bagi kemajuan inovasi di Tanah Air pada perayaan Hari Kebangkitan Inovasi Nasional yang ke-29 pada tanggal 10 Agustus lalu.
“Peringatan Hakteknas sebagai momentum untuk refleksi dan dorongan dalam penelitian. 29 tahun yang lalu, pesawat pertama buatan anak bangsa mengangkasa. Kini, kita berkomitmen untuk melanjutkan inovasi teknologi demi kemajuan Indonesia,” ujarnya pada kegiatan pengukuhan profesor riset di Gedung BJ Habibie, Jakarta, mengutip Senin (19/8/2024).
Dia juga menggarisbawahi bahwa bulan Agustus memiliki makna spesial karena memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Peringatan ini menjadi momen penting untuk menegaskan kembali semangat kebangkitan inovasi dan riset di Indonesia.
Amarulla mengatakan bahwa gelar profesor riset adalah cerminan prestasi akademik dan profesional yang tinggi serta komitmen mendalam terhadap penelitian dan inovasi. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas, etika ilmiah, dan berkontribusi sebagai mentor bagi peneliti muda.
Ia menekankan bahwa profesor riset harus tidak hanya berfokus pada hasil riset berkualitas tinggi, tetapi juga berperan dalam pembimbingan ilmiah dan etika, serta berkolaborasi dengan mitra domestik dan internasional.
“Tantangan bagi profesor riset adalah menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan menjawab permasalahan yang ada,” tutupnya. (ahmad)