Dia menyebut dalam salah satu kasus, TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan senjata yang masuk dari luar negeri ke Nabire, Papua Tengah.
Terkait jenis senjata yang rawan diselundupkan itu, Ali menyebut mayoritas senjata-senjata ringan.
Di lokasi berbeda, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata saat jumpa pers di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta, Selasa, menjelaskan wilayah utara Indonesia Timur menjadi salah satu trouble spot Latihan Armada Jaya tahun ini karena mempertimbangkan kasus-kasus penyelundupan senjata dari Filipina ke Papua.
“Kapal-kapal perang kita atau jajaran (kapal) di armada masing-masing mewaspadai semua kemungkinan yang mengarah kepada penguatan OPM di Papua,” kata Laksdya Denih Hendrata dikutip antaranews.com.
Dia menjelaskan penyelundupan senjata itu sering kali menggunakan modus operandi loncat katak — istilah yang merujuk pada aktivitas jual beli dengan sistem terputus.
“Munculnya, itu misalnya ada di Selat Malaka, dia kirim ke Batam, loncat ke mana. Itu modus, karena kalau misalnya langsung bisa ketahuan. Nah, kalau misalnya loncat katak itu bisa dipecah, dipecah dengan jumlah senjatanya atau amunisinya,” kata Pangkoarmada RI yang juga menjabat sebagai Pemimpin Umum Latihan Armada Jaya Ke-42 Tahun Anggaran 2024.