Nasib baik, Noya memulihkan kepercayaan diri. Hanya memberi dua poin pada lawan, ia rebut tiga poin terakhir tie break. Kecakapan ini memupuk mentalnya. Kurang dari setengah jam, tiket perempat final dalam genggaman.
Noya lantas bersua dengan rekan sekota, Getsa Zainine, yang mengatasi wakil Surabaya, Tatiana Laory, 6-0, 6-1. Untuk mempersiapkan diri, ia meminta saran dari kakaknya, Cantik Qurani, yang pernah mengalahkan lawan perempat finalnya.
“Aku akan nanya-nanya ke kakak,” ujarnya, “aku optimis bisa tembus ke semi final.”
Setahun lalu, Noya mencapai semi final tunggal dan final ganda putri KU 14 tahun dalam penyelenggaraan pertama ajang yang didukung penuh oleh Pelti Kota Malang dan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Malang ini.
Cerita berbeda pada sektor putra KU yang sama. Unggulan pertama, Muhamad Alfaradu Sumirat, melenggang ke perempat final setelah menundukkan wakil Majene, Intje Sulaiman, 6-0, 6-0. Atlet Tanah Laut ini akan menantang unggulan kelima, Dino Alex Vergusoen, yang mengatasi wakil Jakarta, Azka Azzam, 3-6, 6-1, 7-6(6).