“Orang tua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orang tua gembala kambing dan bertani, di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung,” cerita pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini meski memiliki keterbatasan penglihatan.
Hingga akhirnya, keterbatasan itu tak menyurutkan niatnya membahagiakan orang tua dan keluarganya, dengan menekuni hobinya di blind judo meski awalnya ia sempat berlatih pencak silat.
“Orang tua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya bela diri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung, tapi dari pelatih nawarin untuk ikut blind judo di tahun 2014,” kilasnya.
“Pas ikut masuk latihan terus judo, saya seneng suka bela diri baru nih kata saya, kemudian ditawari untuk masuk skuad tim Peparnas tahun 2016. Dan alhamdulillah itu event pertama yang juga dapat medali,” ceritanya lagi.
Menuju Paralimpiade 2024 Paris, menurutnya persiapan telah matang, persiapan dari pelatnas NPC Indonesia telah dimulai sejak 2 tahun lalu.