Sebagai spesies yang dilindungi, Iqbal mengatakan interaksi dengan hiu paus memiliki cara sendiri yang perlu disosialisasikan di setiap tempat wisata dan harus ditaati oleh wisatawan untuk memastikan kelestarian populasinya. “Ada juga kasus tertabrak kapal, tumpang tindih jalur paus dan area pelayaran,” katanya.
Indonesia sendiri memiliki beberapa area agregasi kunci dari satwa yang hidup di samudera tropis dan lautan beriklim hangat itu. Seperti di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat dan Teluk Cenderawasih di Papua Barat, dengan di dua titik itu sudah terdapat pariwisata yang melibatkan hiu paus sebagai daya tarik turis.
Menurut data KI, berdasarkan penandaan satelit (tagging) yang sudah dilakukan, di Teluk Saleh terdapat sekitar 110 individu, Teluk Cenderawasih 153 individu, Kaimana 76 individu, Berau-Talisayan 80 individu dan Gorontalo 53 individu. (*)