“Golkar melepas kursi gubernur Jawa Barat karena urung mengusung Ridwan Kamil. Golkar mengalah kepada Gerindra yang mengusung Dedi Mulyadi yang sekarang adalah kader Gerindra. Golkar justru memilih bertarung di Jakarta dan berpotensi kalah dari Anies Baswedan yang merupakan kandidat terkuat,” kata Musfi.
Tapi asumsi ini, lanjut dia, menyimpan tanda tanya lantaran bukankah kotak kosong sedang disiapkan? Kalau kotak kosong terwujud, Golkar akan berkuasa di Jakarta dan itu adalah pencapaian besar. “Atau jangan-jangan isu kotak kosong tidak akan terwujud? Yang artinya, Golkar kehilangan kursi gubernur,” ujar Musfi.
Asumsi lain, menurut dia, soal kedekatan Airlangga dengan Jokowi. Berbagai elite Golkar disebut tidak nyaman dengan kedekatan itu. “Sebelumnya ada isu Jokowi akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Berbagai elite Golkar secara terbuka mengungkapkan penolakannya. Alasannya tegas, ini soal AD/ART. Ketua umum Partai Golkar setidaknya harus menjadi kader selama lima tahun,” kata Musfi.